MENGUPAS MISKONSEPSI TENTANG PLASTIK OXO-DEGRADABLE
Polusi plastik masih menjadi masalah lingkungan yang perlu kita perhatikan. Manusia sebagai penduduk bumi masih mencari solusi untuk memerangi polusi plastik dan mengurangi dampaknya. Salah satu tren yang muncul di industri plastik adalah munculnya produk plastik oxo-degradable. Sejak beberapa dekade terakhir, plastik oxo-degradable telah diperkenalkan sebagai solusi potensial untuk menekan polusi plastik di tanah maupun laut. Sebenarnya, apa perbedaan plastik konvensional yang selama ini kita sering gunakan dengan plastik oxo-degradable?
Plastik oxo-degradable dibuat dengan bahan polimer yang dicampurkan dengan zat kimia lain untuk mempercepat terjadinya fragmentasi dan oksidasi dengan bantuan sinar matahari atau sinar UV. Mereka mengklaim bahwa plastik jenis tersebut akan dapat terurai menjadi residu, sehingga tidak akan menyebabkan penimbunan sampah. Hal ini menimbulkan miskonsepsi di mata konsumen awam. Pada kenyataannya, tidak terdapat data yang menyakinkan yang dapat menjelaskan tentang bagaimana performa plastik oxo-degradable sebenarnya. Karena tidak dibuat dengan bahan yang sepenuhnya alami (masih mengandung plastik), maka plastik jenis oxo-degradable ini tidak dapat terdegradasi di alam seperti apa yang mereka pasarkan. Yang terjadi saat proses penguraian plastik oxo-degradable sebetulnya adalah proses fragmentasi.
Proses fragmentasi yang terjadi pada plastik oxo-degradable adalah penguraian senyawa menjadi residu yang disebut mikroplastik. Mikroplastik tidak terurai pada tingkat molekuler seperti kantong biodegradable sesungguhnya. Mikroplastik yang berakhir di tanah atau perairan menjadi ancaman bagi lingkungan dan juga manusia. Mikroplastik yang menyebar di lingkungan ekosistem dapat beresiko terjadi bioakumulasi, di mana mikroplastik masuk ke dalam rantai makanan dan berpotensi memberi dampak negatif bagi kesehatan lingkungan.
Sudah banyak bukti nyata mengenai bahaya dari mikroplastik bagi makhluk hidup. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Monterey Bay Aquarium di California, ditemukan adanya mikroplastik yang mengambang di permukaan laut, hingga di dalam saluran pencernaan hewan laut. Saat ini diperkirakan dari total 300 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahun di dunia, hanya 3% dari bahan tersebut yang dapat didaur ulang, bahkan terhambat prosesnya. Karena itu, lebih dari 150 perusahaan dan organisasi global sudah mendukung larangan pemakaian plastik oxo-degradable karena bahayanya bagi lingkungan. Pemerintah Inggris pun sudah mengajukan proposal kebijakan mengenai bahaya plastik oxo-degradable agar pemerintah dapat mempertimbangkan usungan kebijakan larangan pemakaian plastik tersebut.
Plastik oxo-degradable bukanlah solusi ramah lingkungan maupun sustainable untuk memerangi masalah polusi plastik yang sedang terjadi di bumi. Justru, pemakaian plastik oxo-degradable akan dapat meningkatkan polusi mikroplastik yang dapat membahayakan lingkungan dan manusia. Untuk memerangi polusi plastik yang makin mengkhawatirkan, gunakanlah barang-barang reusable atau produk biodegradable yang dapat sepenuhnya terurai dan terkomposkan secara hayati.
Referensi: https://info.primepac.co.nz/blog/new-ban-on-oxo-degradable-plastics https://www.edie.net/government-to-explore-ban-on-oxo-degradable-plastics/ https://lenews.ch/2022/02/25/oxo-degradable-plastics-banned-in-switzerland-from-april-2022/ https://yoursayconversations.act.gov.au/single-use-plastics/oxo-degradable-plastics https://www.standuppouches.net/blog/oxo-degradable-plastic-packaging-ban
No Comments